"Vokasi" di universitas merujuk pada pendidikan vokasi, yaitu jenjang pendidikan tinggi yang lebih menekankan pada keterampilan praktis dan aplikatif dibandingkan teori. Pendidikan vokasi diselenggarakan oleh berbagai perguruan tinggi, termasuk universitas, politeknik, dan akademi komunitas.
Ciri-ciri pendidikan vokasi:
Fokus pada skill atau keterampilan kerja langsung
Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan industri
Biasanya lebih banyak praktikum dan magang
Lulusan disiapkan untuk langsung kerja
Jenjang: D1, D2, D3 (Diploma), dan D4 (Sarjana Terapan)
Pendidikan vokasi merupakan jenjang pendidikan tinggi yang fokus pada penguasaan keahlian terapan. Program vokasi seperti D3 dan D4/Sarjana Terapan dirancang untuk memenuhi kebutuhan dunia industri dan usaha. Pendirian program studi vokasi di universitas harus memenuhi persyaratan dari Kemendikbud Ristek.
Perbedaan dengan pendidikan akademik:
Pendidikan Akademik
Lebih teoritis
Fokus pada ilmu dan penelitian
Jenjang: S1, S2, S3
Pendidikan Vokasi
Lebih praktis
Fokus pada keahlian kerja
Jenjang: D1–D4
Pendidikan vokasi di Indonesia diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi dan digitalisasi industri. Program studi seperti Keamanan Siber sangat strategis karena meningkatnya kebutuhan SDM di bidang ini. Sertifikasi profesi (CEH, CompTIA Security+, dll.) sangat disarankan bagi lulusan vokasi. Kolaborasi erat dengan dunia industri adalah kunci keberhasilan program vokasi.
Untuk mendirikan program pendidikan vokasi di universitas (seperti D3 atau D4/Sarjana Terapan), ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi berdasarkan regulasi dari Kemendikbud Ristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi). Berikut adalah garis besar syaratnya:
Universitas harus mendapatkan izin penyelenggaraan program vokasi dari Kemendikbud Ristek (melalui PDDikti dan BAN-PT/LAM).
Harus memiliki jumlah dosen tetap yang cukup, sesuai standar:
Minimal 5 dosen tetap untuk satu program studi.
Dosen minimal lulusan S2 (untuk D3) dan S2/S3 dengan pengalaman industri (untuk D4).
Dosen vokasi diutamakan punya pengalaman kerja di industri.
Kurikulum harus berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia).
Harus menyertakan mata kuliah praktik, proyek berbasis industri, dan magang (PKL).
Harus menunjukkan keterlibatan mitra industri atau dunia usaha/dunia kerja (IDUKA).
Wajib punya laboratorium dan ruang praktik sesuai jurusan.
Harus punya kerja sama dengan industri untuk mendukung pelaksanaan praktik/magang.
Harus mengikuti sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dan akreditasi eksternal (BAN-PT atau LAM Vokasi).
Rencana pengembangan mutu harus jelas dan terdokumentasi.
Vokasi dapat berada di bawah:
Fakultas Vokasi
Sekolah Vokasi
Program Studi di bawah fakultas lain (misalnya Teknologi Informasi Vokasi di Fakultas Ilmu Terapan)
Pengajuan dilakukan melalui sistem SILEMKERMA atau SILEMKLIR, tergantung konteks.
1. Identitas dan legalitas institusi yang lengkap dan sah.
2. Dokumen usulan program studi yang disertai studi kelayakan.
3. Kurikulum yang mengacu pada KKNI dan kebutuhan industri.
4. Minimal 5 dosen tetap sesuai bidang, berpendidikan S2/S3.
5. Sarana dan prasarana pendukung praktik dan pembelajaran.
6. Kerja sama dengan dunia industri (DUDI).
7. Sistem penjaminan mutu internal (SPMI).
8. Rencana keuangan dan pengembangan jangka menengah.
Berikut ini adalah checklist pengajuan pendirian program studi vokasi (contoh: D4 Keamanan Siber):
Surat pengantar dari pimpinan universitas.
Studi kelayakan dan analisis kebutuhan industri.
Dokumen kurikulum berbasis KKNI.
Daftar dosen tetap, CV, ijazah, dan pengalaman industri.
Data sarana praktik, laboratorium, dan kelas.
MoU/MoA dengan industri dan rencana magang.
Struktur organisasi dan dokumen mutu internal.
Rencana anggaran dan pembiayaan 3 tahun ke depan.
Menjawab kebutuhan tenaga ahli keamanan siber di era digital.
Indonesia kekurangan talenta di bidang cyber security.
Sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan digitalisasi nasional.
Visi: Menjadi program vokasi unggulan di bidang keamanan siber yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.
Misi:
Menyelenggarakan pendidikan berbasis praktik dan industri.
Meningkatkan kolaborasi dengan mitra industri keamanan digital.
Mendorong lulusan siap kerja dan kompeten secara profesional.
Lulusan D4 Keamanan Siber diharapkan mampu menjadi:
Cyber Security Analyst
Penetration Tester
IT Auditor
Network Security Engineer
Dasar-dasar Jaringan
Sistem Operasi & Virtualisasi
Pemrograman Keamanan
Etika & Hukum Siber
Teknik Forensik Digital
Audit & Penetration Testing
Keamanan Cloud dan IoT
Magang Industri / Proyek Akhir
5. Sumber Daya Manusia
Laboratorium Jaringan dan Keamanan Siber
Perangkat simulasi serangan dan pertahanan
Akses VPN dan sistem keamanan internal kampus
Kerja sama dengan [Nama Industri/Startup]
PT Telkom Indonesia
BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara)
Startup keamanan digital (misalnya: XecureIT)
Kurikulum berbasis KKNI Level 6
Disesuaikan dengan SKKNI bidang keamanan siber
Evaluasi berbasis tracer study dan feedback industri
Surat dukungan mitra industri
Draft kurikulum lengkap (SKS dan distribusi semester)
Rencana pengembangan dosen dan laboratorium
Total SKS: 144 SKS (8 semester)
Mampu merancang sistem yang aman sesuai prinsip keamanan informasi.
Melakukan analisis kerentanan sistem dan mitigasi risiko.
Melaksanakan audit dan pengujian keamanan.
Menerapkan praktik etika dan hukum siber.
Berkomunikasi dan bekerja dalam tim dengan dunia industri.
Membuat solusi teknologi terkini (IoT, cloud, mobile security).
🧩 Semester 1 (18 SKS)
Pengantar Teknologi Informasi – 3 SKS
Dasar-dasar Jaringan Komputer – 3 SKS
Matematika Diskrit – 3 SKS
Logika dan Algoritma – 3 SKS
Bahasa Inggris Teknik – 2 SKS
Pendidikan Pancasila – 2 SKS
Etika Profesi IT – 2 SKS
🧩 Semester 2 (20 SKS)
Sistem Operasi – 3 SKS
Pemrograman Dasar – 3 SKS
Basis Data – 3 SKS
Keamanan Informasi – 3 SKS
Pengantar Kriptografi – 3 SKS
Pendidikan Kewarganegaraan – 2 SKS
Bahasa Indonesia – 3 SKS
🧩 Semester 3 (20 SKS)
Jaringan Lanjut dan Manajemen Jaringan – 3 SKS
Pemrograman Lanjut (Python/Go) – 3 SKS
Sistem Keamanan Jaringan – 3 SKS
Forensik Digital – 3 SKS
Keamanan Aplikasi Web – 3 SKS
Hukum dan Kebijakan Siber – 2 SKS
Statistik Terapan – 3 SKS
🧩 Semester 4 (18 SKS)
Audit dan Penetration Testing – 3 SKS
Keamanan Cloud dan Virtualisasi – 3 SKS
Keamanan Sistem Operasi – 3 SKS
Pengujian Aplikasi dan Secure Coding – 3 SKS
Scripting untuk Keamanan (Bash/Python) – 3 SKS
Manajemen Proyek IT – 3 SKS
🧩 Semester 5 (18 SKS)
Manajemen Risiko dan Keamanan – 3 SKS
Mobile Security – 3 SKS
Analisis Malware – 3 SKS
Keamanan Internet of Things (IoT) – 3 SKS
Praktikum Keamanan Sistem – 3 SKS
Sertifikasi Profesi (Persiapan) – 3 SKS
🧩 Semester 6 (18 SKS)
Praktik Industri / Magang di DUDI – 6 SKS
Seminar Industri dan Tren Keamanan Siber – 2 SKS
Project Capstone (Team Project) – 4 SKS
Kewirausahaan Digital – 3 SKS
Komputasi Awan dan DevSecOps – 3 SKS
🧩 Semester 7 (16 SKS)
Penulisan Tugas Akhir / Skripsi Terapan – 6 SKS
Mata Kuliah Pilihan:
Cyber Threat Intelligence – 3 SKS
Keamanan Blockchain – 3 SKS
Cyber Security Governance – 3 SKS
Sistem Deteksi Intrusi (IDS/IPS) – 3 SKS
🧩 Semester 8 (16 SKS)
Penyusunan Laporan Magang – 2 SKS
Pengujian Produk Akhir / Showcase Proyek – 3 SKS
Ujian Sertifikasi Profesi (opsional) – 3 SKS
Proyek Sosial IT / Pengabdian Masyarakat – 3 SKS
Softskill & Leadership – 2 SKS
Review Kurikulum dan Alumni Talk – 3 SKS
LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan)
Jalur:
Reguler (umum)
Afirmasi : untuk daerah tertinggal
WNI (Warga Negara Indonesia)
Telah menyelesaikan pendidikan S2
Tidak sedang menempuh studi S3 baik di dalam maupun luar negeri
Tidak sedang menerima beasiswa dari pihak lain untuk studi yang sama
Bersedia kembali ke Indonesia dan berkontribusi setelah menyelesaikan studi
Tidak pernah diberhentikan secara tidak hormat dari institusi pendidikan/sekolah
Tidak pernah terlibat tindak kriminal
Memiliki komitmen dalam menyelesaikan studi
Berikut ini adalah dokumen-dokumen standar yang biasanya diminta:
a. Dokumen Administratif
KTP
KK
Ijazah dan transkrip nilai S1 dan S2
Sertifikat TOEFL/IELTS:
TOEFL iBT minimal 80 atau IELTS minimal 6.5 (untuk luar negeri)
Minimal 500 (TOEFL ITP dari ETS) untuk dalam negeri
Sertifikat TPA (misalnya Bappenas) dengan skor minimal 550
Surat Rekomendasi (dari dosen pembimbing atau atasan kerja)
LoA (Letter of Acceptance) conditional atau unconditional (jika sudah ada)
Proposal Riset (Proposal Studi Doktoral)
b. Esai LPDP
Biasanya terdiri dari 3 esai:
Kontribusi untuk Indonesia
Rencana Studi
Sukses Terbesar dalam Hidupku
Untuk pendaftar S3, Proposal Riset menjadi bagian penting karena:
Menunjukkan topik penelitian yang ingin kamu dalami
Menunjukkan relevansi dan kontribusi terhadap keilmuan dan pembangunan Indonesia
Format proposal biasanya mencakup:
Judul riset
Latar belakang masalah
Rumusan masalah dan tujuan
Metodologi
Kontribusi hasil riset
Seleksinya biasanya terdiri dari beberapa tahap:
Seleksi Administratif (berkas dan kelengkapan dokumen)
Seleksi Substansi Akademik (esai, proposal, CV)
Wawancara (dinilai oleh panel ahli, dosen, psikolog, dll)
Cek kalender seleksi di situs resmi LPDP: https://lpdp.kemenkeu.go.id
Daftar akun di sistem pendaftaran LPDP: https://beasiswalpdp.kemenkeu.go.id
Siapkan semua dokumen dalam bentuk softcopy (scan PDF)
Rajin pantau email dan dashboard LPDP
Daftar dalam negeri:
TOEFL ITP (ETS) minimal 500
Tidak wajib LoA saat daftar, tapi bisa bantu penilaian kalau sudah ada
Proposal riset jadi komponen penting di tahap wawancara